Filosofi Genteng Dari Bapak Untuk Anak & Menantunya


Oleh : Joko Santoso
Ketua Umum PK. IMM STIT Muhammadiyah Bojonegoro

Hidup itu mudah dan indah, asalkan kita mau pasrah dan bersyukur atas apa yang alloh berikan, dengan pasrah dan selalu ber syukur atas nikmatnya niscaya Alloh kan memberikan atau mencukupi semua kebutuhan kita

Kita bisa belajar banyak dari Banyak hal contoh seperti Genthen ini 👣🕵

Genthen sebelum jadi genteng dan di pasang pada atap rumah dia hanyalah se,onggok tanah yang menjijikkan,, namun ketika tanah itu di ambil dan di pilih oleh pengrajin, dia sudah terlihat punya harapan, tapi jangan kira mudah untuk si tanah tadi agar bisa menjadi genteng yang bisa kita lihat pada atap,atap rumih kita yg melindungi kita dan seisi rumah dari panas terik matahari dan hujan..

Tanah ter sebut haru melalui banyak rintangan atau prose,, seonggok tanah itu haru di injak ijak dan di gilah hingga tanah ini benar benar siap untuk di ceyak menjadi geteng, setelah di ijak injak dan di aduk berkali kali
Akhirnya tanah itupun siap di cetak dan jadilah genteng basah atau setengah jadi,,

Setelah jadi genteng tsb di jemur di bawah terik mata hahi hingga kering,, dalam proses pengeringan ini gentheng yang tidak berkualitas akan pecah dan di buang,, hanya genteng yg kering sempurna yg bisa lanjut ke proses selanjutnya,, setelah benar benar kering dan sempurna, gentheng tsb di bakar dalam tungku pembakaran,, begitu pun dalam proses ini genthen akan di uji kekuatan dan ketahananya,, jika gentheng itu berkualitas gentheng tsb akan kering memerah dan nampak kuat namun apabila genteng itu tidak berkualitas pasti akan hancur pecah dan akhirnya di sisihkan tidak berguna,,,

Namun gentheng" yg berkualitas akan berguna dan akhirnya bisa bermanfaat bagi manusia dan seisi rumah,,,,
Jadi intinya hidup itu mudah jika kita bisa pasrah seperti gentheng yg mengikuti dan kuat akan prosesnya,,,

Begitupun kita jika kita mau pasrah dan selalu bersyukur akan proses khidupan kita,,pasti kita akan berdiri di atas dan berguna untuk semua atau sesama ,, namun jika kita tidak kuat dengan proses kita ya pasti kita akan sama dengan gentheng yg pecah saat di jemur,, hancur seperti gentheng yang tak kuat saat proses pembakaran,,,

Karena semua itu sudah ada yang mengatur,,,, jangan takut berproses dan jangan kalah dengan gentheng yg sabar dengan semua prosesnya

Billahi fii Sabilillhaq Fastabiqul Khoirot...

Posting Komentar

0 Komentar